Labels: , ,

Pelupa Pada Anak


Anak perempuan saya, Jasmine sangat pelupa. Entah apa yang ada di pikirannya saat itu. Yang pasti sudah banyak yang bikin gemas saya setengah mati saat dia menghilangkan (mungkin) sudah selusin pensil tiap seminggu yang dia hilangkan dari mulai TK sampai kelas 2 SD. Dan sekarang dari kelas 3 sampai kelas 4 begitu banyak pulpen yang entah dimana rimbanya yang akhirnya mengharuskan saya membeli kembali.

Walaupun marah, terkadang saya suka senyum sendiri, terutama saat yang paling parah barang yang dia hilangkan, sepatu sebelah kanannya di sekolah! Tuh kan ikut senyum :D
Bagaimana engga, itu sepatu kan dipakai, bagaimana bisa hilang?


Mungkin itu pertanyaan kita, tapi ternyata waktu itu ada pelajaran komputer yang mengharuskan para murid meninggalkan sepatunya diluar kelas. Nah, saat pelajaran selesai rupanya teman2 lelakinya bercanda dengan menendang2 sepatu yang lain. Walhasil ketendanglah tuh sepatunya Jasmine entah kemana. Duh, begitu dia pulang seisi rumah bingung kenapa dia pulang sekolah memakai sendal. Sendal itu memang sendal dia yang dia tinggalkan di sekolah karena kalau ada les dan mesti stay  di sekolah lebih lama lebih enak memakai sendal saat berwudhu dan sholat sebelum les dimulai.Tapi tetap aja kan, kebangetan? Masa iya sebelah sepatunya ga ketemu2. Sampai sekarang lho!

Padahal Jasmine bukan anak bodoh. Biarpun ga pernah belajar di rumah selain kalau ada PR, dia tetap ranking 5 besar di kelasnya. Tapi ya itu, sifat pelupanya ga ilang2. Repot deh kalau dia tau ada PR tapi lupa halaman berapa PR nya itu. Akhirnya, menelpon temannya atau SMS guru kelasnya. -_-

Saya jadi penasaran dan mulai browsing di Mbah Google tentang sifat anak saya tersebut, kenapa masih di usia yang seharusnya ingatannya sangat tajam bisa sangat pelupa. Kalau mamanya jadi pelupa agak wajar juga kali ya, secara Age Effect  :-P (ngeles)

Pada satu artikel yang sangat bagus mengenai  Parenting di www.ronitbaras.com saya mempelajari bahwa:

Ketika anak tetap lupa pada sesuatu yang penting bagi mereka, ini adalah tanda adanya masalah daya ingat, tetapi ketika anak lupa akan sesuatu yang orang lain inginkan dari mereka, ini lebih kepada suatu indikasi dari kurangnya motivasi.

Untuk mengatasinya, gunakan peraturan-peraturan berikut


1. Gunakan kata-kata positif

Jangan gunakan kata “lupa”. Apapun yang terjadi, jangan memberi label pada anak. lebih baik fokus pada mengingat sesuatu. Katakan, “apakah kamu ingat untuk membawa topi ke rumah?” atau “tolong ingat untuk membawa topi ke rumah hari ini”.  Bersabarlah karena ini butuh waktu sekitar 3 minggu bagi otak untuk menukar dari kebiasaan lama (pelupa) kepada suatu hal yang baru (mengingat).

2. Beri Penghargaan

    Setidaknya dua kali sehari, temukan sesuatu yang dia ingat dan katakan, ”hebat loh kamu bisa ingat untuk bawa topi ke rumah”, “ibu bangga kamu ingat untuk membawa topi ke rumah hari ini. Kamu punya daya ingat yang baik!”.  Hargai bahkan setiap hal kecil, seperti “ibu lihaat kamu ingat untuk membersihkan tas sekolah” atau “ibu senang sekali kamu ingat untuk menelpon ketika akan pulang telat”.

3. Arahkan dan semangati

Bagaimanapun marah atau frustasinya Anda, hindari kata-kata yang merendahkan. Jangan katakan, “untung kamu tidak lupa membawa kepalamu!” atau seperti itu. Pertama hal itu berlawanan dengan peraturan no 1 yang menggunakan kata-kata positif dan kedua, penyerangan yang tersamar.
Anda sedang membantu anak Anda untuk berkembang dengan baik, bertanggung jawab tentang kebiasaan-kebiasaan. Perlihatkan frustasi Anda dengan berkata “ibu ingin kamu ingat untuk ibu” yang mana hal tersebut adalah motivasi eksternal.
Untuk mengembangkan motivasi internal untuk mengingat, lihatlah diri Anda sendiri disamping anak Anda, pelan tapi pasti berdua akan melihat dan menuju ke arah yang sama. Jika Anda ada untuk anak Anda, dia akan melakukan yang terbaik untuk Anda berdua.

4. Ajarkan cara mengingat

Ajarkan anak untuk membuat daftar dan mengikuti daftar tersebut. Ingatlah, Anda harus mengajarkan anak Anda untuk dirinya, bukan Anda. Jika dia pikir menulis daftar itu hanya bertujuan untuk menyenangkan Anda, dia akan melupakan daftar itu...
Buatlah pelajaran berarti untuknya untuk mengingat daftar itu. Taruhlah di tempat yang baik dan lihatlah bersama anak Anda. Carilah hal-hal yang akan menguntungkan baginya. Gunakan sesuatu yang anak Anda suka (jika anak Anda menyukai komputer, menaruh daftar tersebut adalah awal yang baik) sebagai penghargaan dalam mengingat.

Saya sangat setuju dengan penyelesaian tersebut. Tetapi bagaimana dengan konsekuensinya bila mereka lupa?

Dari apa yang saya tangkap diatas, pada kenyataannya, kita (orangtua) harus tetap merelakan anak-anak kita merasakan konsekuensi dari apa yang mereka lakukan. Sepertinya bukan hal yang mudah untuk dilakukan para orangtua atau para ibu khususnya, karena insting kita yang selalu ingin menolong anak kita bila sedang dilanda kesusahan. Mungkin susah pada awalnya tetapi saya dan kita semua akan belajar untuk mempercayai mereka untuk bertanggung jawab kepada diri mereka sendiri.

Stay happy and always be a great mother! J



2 comments:

  1. Anak sering lupa bisa berpengaruh terhadap kegiatan belajar di sekolah
    atasi dengan meningkatkan kemampuan gelombang otak anak anda dengan bergabung di :
    www.bakatsuper.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah bisa dipertimbangkan tuh bro. sorry telat banget jawabnya :D

      Delete

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...