Labels: ,

Mengapa Anak Menahan Buang Air Besar {BAB} / Cepirit ?

Anak saya, Alya bulan ini akan berusia 5 tahun. Saya bersyukur bahwa dia tidak lagi buang air besar {BAB}, atau kita mungkin menamakannya {maaf} cepirit. Padahal sebelumnya dalam 1-2 tahun yang lalu dia hampir selalu buang air di celana. Entah apa yang ada di pikirannya. Terkadang selagi kami berada di dalam kamar tiba-tiba ia keluar diam-diam dan hanya berdiri di depan tangga sambil "berjuang" dengan BAB yang ingin keluar. Atau terkadang ketika kami sedang menonton di ruang tamu, tiba-tiba dia menghilang sendiri dan berdiri di dapur dengan bermandikan peluh yang keluar dari dahinya karena menahan sesuatu.


Biasanya bila saya sedang di rumah, insting saya langsung merasakan sesuatu dan langsung saya giring ia ke kamar mandi, walaupun terkadang lolos juga dari penglihatan saya. Tetapi yang lebih sering adalah ketika saya tidak ada di rumah {bekerja}. Mungkin neneknya {yang selalu menjaganya saat saya sedang bekerja} sedang melakukan sesuatu makanya tidak begitu ngeh kalau saat itu Alya sedang ngeden.  Waktu itu saya sangat khawatir, apalagi sejak dia di rawat di rumah sakit karena adanya Infeksi Saluran Kemih karena sering menahan buang air kecilnya yang mengakibatkan banyaknya kuman di saluran kemih yang menjalar di saluran pencernaannya.

Tetapi walaupun begitu, ada hikmah saat Alya berrada di rumah sakit, karena mulai saat itu juga, disamping tidak lagi menahan pipisnya, dia juga sudah mulai buang air besar saat dia merasakan sakit perut. Dua alasan yang selalu saya kemukakan saat dia terlihat seperti ingin BAB/pipis. Yakni, alat kelamin yang terus menerus kesakitan dan dia akan dirawat lagi dan di infus lebih lama jika masih juga menahan BAB/pipis.

Walaupun begitu, saya tetap saja penasaran dengan penyebab mengapa anak terbiasa menahan buang air besarnya. Kalau menurut kesimpulan saya berdasarkan anak saya sendiri;

1. Memaksa untuk BAB.
Ketika Alya kecil  dilatih BAB menggunakan toilet training, saya tidak aware bahwa ternyata mungkin ia tidak siap untuk memulai sehingga "pemaksaaan" untuk menggunakan toiletnya dan duduk berjam-jam menanti feses/kotorannya keluar malah menjadikan ia membangkang sehingga malah sengaja menahan sekaligus mengeluarkan kotorannya secara diam-diam.

2. BAB / pipis hanya buang-buang waktu.
Saat dia main bersama teman-teman, dia tidak rela waktunya terbuang cuma-cuma hanya karena memenuhi panggilan alamnya itu.

3. Tidak ingin kehilangan saat berharga. 
Saat bepergian ke mall, misalnya. Mungkin ada kelalaian dalam perkataan saya. Mungkin saya / keluarga pernah mengatakan "sabar sebentar ya de, mama sebentar lagi selesai. Baru kita ke toilet". Selain rasa tidak ingin ke toilet untuk BAB, ada rasa ingin menyenangkan orangtua/keluarga dengan menuruti perkataan tersebut yang lama-lama menjadi terbiasa.

4. Takut terhadap binatang.
Terkadang di dalam kamar mandi ada binatang seperti kecoa yang membuatnya takut untuk pergi ke toilet sendiri. Untuk Alya, bisa jadi neneknya saat itu sedang memasak, bersih-bersih yang hanya bisa mengantarnya ke toilet tanpa bisa menemaninya.

5. BAB keras. 
Ada pengalaman Alya saat BAB itu harus mengedan dengan agak kuat yang menyebabkan sakit pada bagian anusnya. Mungkin kekurangan minum air putih. Dari pengalaman itu dia menjadi takut kalau-kalau mengalami hal serupa yang bisa membuatnya kesakitan.

6. Cerita hantu. 
Saya paling tidak suka bercerita hantu kepada anak yang hanya bisa menyebabkan rasa takut yang berlebihan dan menyebabkan ketergantungan terhadap oranglain saat hendak melakukan sesuatu. Tetapi cerita itu bisa didapat dari siapapun didalam keluarga, mungkin itu bisa jadi salah satu yang menyebabkannya menjadi malas pergi BAB/pipis.

Selanjutnya : Menangani Anak yang Suka Buang Air Besar di Celana

2 comments:

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...