Labels: , , , , ,

Infeksi Saluran Kemih


Agustus lalu di awal bulan puasa, anakku yang kecil Alya umur 4 tahun, suatu hari mengeluhkan perutnya sering sakit. pada waktu itu saya pikir karena dia telat makan, walaupun neneknya selalu bersikeras bahwa beliau selalu memberikan makan tepat waktu. Belum lagi cemilan diluar makan dan
susu kotak lebih dari sekali sehari diluar susunya sendiri. pada waktu itu saya juga ragu sendiri kalau dia memang kena sakit Mag ataupun masuk angin, karena saya tau neneknya malah lebih perhatian kalo menyangkut soal makan anakku, dibanding mamanya. hehehe

Setelah saya berikan obat masuk angin untuk anak, diberi minuman hangat dan bed rest, dia lebih baik dan seperti biasa ceria lagi. Tapi beberapa hari kemudian dia mengeluh lagi sama ibuku kalau perutnya sakit dan dia meringis, walaupun begitu ia tetap ceria. Badannya mulai hangat beberapa hari lalu panas. Sayapun membawanya ke dokter setelah gejala yang sama masih saja ada walaupun sudah diberikan parasetamol. Seminggu berat badannya turun 2 kg dari 18,5 kg karena tidak mau makan. Bahkan saya sampai memberikan pula obat cacing karena panik melihat badannya yang menjadi kurus.

Dokter menganjurkan untuk tes darah. Saya agak sedikit lega karena yang saya takutkan terkena penyakit tifus tidak terlihat di hasil tes nya. Setelah meminum obat hangatnya berangsur-angsur turun. Namun hari yang ketiga badannya panas sampai 38 derajat celcius. Karena pada saat itu saya sedang di kantor, neneknyalah yang membawanya kembali ke klinik dan saya langsung menyuruh beliau untuk kembali tes darah di laboratorium yang lebih baik karena kantor saya agak jauh dan butuh waktu untuk sampai di rumah. 



Sampai di rumah saya melihat hasil tes dan dokter yang menyatakan Alya terkena tifus dan menyarankan untuk segera dirawat karena ditakutkan malam nanti Alya akan lebih panas dan kehilangan banyak hemoglobin. Mata sayapun berlinang..

Jadilah Alya dirawat di RS. persahabatan yang memang banyak dokter ahli dalam bidang penyakit dalam. 3 hari dirawat disana, pada hari kedua kita baru mengetahui bahwa apa yang dikatakan dokter klinik dan laboratorium terdahulu adalah salah. Alya bukan terkena penyakit tifus, tetapi Infeksi Saluran Kemih (ISK karena yang seperti dokter duga, dan memang seperti itu adanya, Alya sering menahan pipisnya dan sempat mengeluh juga saat pipis.

Dokter menyarankan agar Alya tidak lagi menahan pipisnya dan secara teratur harus dikeluarkan air seninya supaya tidak tertahan lagi, cebok dengan bersih setelah pipis dan rajin minum supaya bakteri tidak bisa lagi menyerang. Karena yang ditakutkan infeksi yang umumnya kebanyakan disebabkan oleh bakteri terutama E.coli ini akan menyerang lagi dan merusak ginjal. Ih, seremnya... saya jadi takut. Makanya semenjak itu kami sekeluarga selalu mengingatkan Alya untuk buang air kecil dan juga tidak menahan feses nya, karena menurut dokter itu juga bisa menyebabkan saluran kemih tertekan sehingga menghambat aliran air seninya saat ingin dikeluarkan. Makanya bakteri dapat tumbuh subur saat urin tidak dikeluarkan.

Jika bunda juga merasa si kecil punya gejala yang sama dengan anak saya, segera dibawa ke dokter ya bun. Atau dibawa langsung ke rumah sakit agar dapat di diagnosa dengan cepat, apa sakit dan penyebabnya. Alhamdulillah Alya dapat disembuhkan dengan cepat karena gejalanya masih ringan. Walaupun setelah itu mamanya terkena sakit tifus karena kecapekan dan kurang makan saat bulan puasa di rumah sakit. hehhee

Baca juga mengapa anak menahan buang air besar

No comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...