Gerimis datang lagi
Di akhir bulan November bintang tak lagi bernyanyi
Langit kelabu sehari-hari
Persis janggut pak tua yang kemarin ku temui
Tatapannya lurus tajam menyebrangi danau itu. Apa yang dia cari?
Di akhir bulan November bintang tak lagi bernyanyi
Langit kelabu sehari-hari
Persis janggut pak tua yang kemarin ku temui
Tatapannya lurus tajam menyebrangi danau itu. Apa yang dia cari?
Aku diam terduduk di halte itu
Menunggu bis yang sepertinya tak datang tepat waktu
Melihat si ibu yang tak bisa duduk diam. Mungkin terburu-buru
Ada juga si bapak yang terus merunduk menahan kantuk
Ugh, nyamuk membuatku tak berhenti menggaruk
Menunggu bis yang sepertinya tak datang tepat waktu
Melihat si ibu yang tak bisa duduk diam. Mungkin terburu-buru
Ada juga si bapak yang terus merunduk menahan kantuk
Ugh, nyamuk membuatku tak berhenti menggaruk
Bis berjalan perlahan tapi pasti
Kupejamkan mata melepas lelah walaupun tercium bau terasi
Kupejamkan mata melepas lelah walaupun tercium bau terasi
Mencoba menikmati suara pengamen cungkring yang bersuara melengking
Atau menahan pandangan pada pengamen orasi yang sesumbar untuk hati-hati
Uang recehan pun melayang setengah hati
Atau menahan pandangan pada pengamen orasi yang sesumbar untuk hati-hati
Uang recehan pun melayang setengah hati
Alunan piano Richard Clayderman masih setia menemaniku
Menatap dengan tajam lurus menembus gedung satu persatu
Mencoba mencari bayangan dengan seribu pertanyaan .
Menatap dengan tajam lurus menembus gedung satu persatu
Mencoba mencari bayangan dengan seribu pertanyaan .
Ah, lagi aku teringat si bapak tua berjanggut abu-abu
Apa iya caranya berfikir dan merasakan sama denganku?
Apa iya caranya berfikir dan merasakan sama denganku?
Pulang ke rumah disisi orang-orang tercinta
Hampir jam 12 malam tak bisa juga kupejamkan mata
Sejuta rasa sejuta makna sejuta asa
Kubaringkan diri menatap wajah-wajah tak berdosa
Kupejamkan mata dan kulihat siluet wajah lelaki yang ku cinta
Apa iya itu yang hadir didalam tatapan kosongku? Mungkin iya dan tak mungkin tidak
Hampir jam 12 malam tak bisa juga kupejamkan mata
Sejuta rasa sejuta makna sejuta asa
Kubaringkan diri menatap wajah-wajah tak berdosa
Kupejamkan mata dan kulihat siluet wajah lelaki yang ku cinta
Apa iya itu yang hadir didalam tatapan kosongku? Mungkin iya dan tak mungkin tidak
Jiwaku melayang meninggalkan badan
Meninggalkan perih mengenyahkan lara
Di dalam mimpi mungkin akan kutemukan jawaban
Atas semua pertanyaan dan doa-doa
Meninggalkan perih mengenyahkan lara
Di dalam mimpi mungkin akan kutemukan jawaban
Atas semua pertanyaan dan doa-doa
No comments:
Post a Comment